1.AUGUSTE COMTE
AUGUSTE COMTE (1798-1857) Lahir dari keluarga Katholik taat pada tahun 1798.. Kemudian mengenyam pendidikan di sekolah yang prestisius: Ecole Polytechnic.
Boleh dikatakan ia salah seorang pemimpin (aktivis) pemberontakan mahasiswa, yang membuatnya di black-list pihak universitas. Setelah bekerja sebagai sekertaris Saint-Simon selama enam tahun, sebelum kemudian memutuskan menjadi intelektual independent.
Bapak Sosiologi ini, sempat stres berat dan dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya ditolong oleh istrinya, seorang mantan pelacur yang hidup dengannya selama 16 tahun.
Belia dikenal sebagai Bapak Sosiologi :
- Karena mengenalkan istilah “sosiologi”
- Karena klaimnya bahwa kehidupan sosial punya karakteristik -Karenanya memiliki hukumnya sendiri dan harus diakui sebagai domain independent yang terpisah
Karena sumbangsihnya tentang metode-metode yang cocok bagi sosiologi dan hubungannya dengan disiplin ilmu lainnya
Menggagas social statics (struktur sosial) dan social dynamics (perubahan sosial) sebagai cabang utama dalam sosiologi
Kontribusinya tentang apa yang dikenal sebagai “law of the three stages”
Karena doktrinnya tentang hierarki ilmu pengetahuan
Dan formula-formulanya tentang agama universal
Belia mempunyai Ide-ide penting
Law of Three Phases, bahwasannya perkembangan masyarakat meliputi tiga tahapan:
1. Teologis Posisi seseorang dalam masyarakat dan aturan-aturan dimasyarakat didasarkan pada kuasa Tuhan (Supernatural Power): Fetisisme, Polytheisme, dan Monotheisme.
2. Metafisika / Abstrak ide justifiksi terhadap hak2 universal diatas aturan2 manusia. Masyarakat mulai mempertanyakan tradisi2 yang ada.
3. Scientific / Ilmiah Masyarakat mampu menghadirkan solusi terhadap problem sosial dengan mendasarkan pada pengembangan ilmu pengetahuan.
Dan Teori ini merupakan salah satu teori pertama yang membahas tentang evolusi sosial.
Dan Dalam Positive Philosophy, Comte memperkenalkan pentingnya hubungan antara teori, praktek, dan pemahaman manusia akan realitas.
Dan Ia juga memperkenalkan kata “altruism” yang merujuk pada kayakinannya akan kewajiban moral setiap individual untuk melayani orang lain
Dan Mengembangkan klasifikasi yang sistematik dan hirarkis yang mencakup semua jenis ilmu dan menempatkan sosiologi sebagai ilmu terakhir sekaligus terbesar yang akan menaungi ilmu-ilmu yang lain.
Dan Konsistensinya dalam penggunaan metode kuantitatif menjadi fondasi bagi positivisme modern, analisa statistik dan pengambilan keputusan.
2. Pitirim Sorokin
Pitirim Alexandrovich Sorokin
(Bahasa Rusia: Питирим Александрович Сорокин) (21 Januari 1889 - 11 Februari 1968) adalah seorang sosiolog Rusia-Amerika. Akademik dan aktivis politik di Rusia, ia berimigrasi dari Rusia ke Amerika Serikat pada tahun 1923. Ia mendirikan Departemen Sosiologi di Harvard University. Seperti CW Mills, ia adalah seorang penentang vokal teori Talcott Parsons '. Ia terkenal karena sumbangannya pada teori siklus sosial.
Pendukung dirinya sebagai tukang dan petugas, ia mampu untuk belajar di Universitas St Petersburg dan untuk mengajar sosiologi. Sorokin dipenjarakan tiga kali oleh rezim Tsar Rusia Kekaisaran; selama Revolusi Rusia ia adalah anggota dari Alexander Kerensky Pemerintahan Sementara Rusia. Setelah Revolusi Oktober dia terlibat dalam kegiatan-kegiatan anti-Komunis, untuk itu ia dihukum mati oleh pemerintah Komunis menang; hukuman itu diringankan menjadi pembuangan. Pada tahun 1923 ia beremigrasi ke Amerika Serikat dan naturalisasi pada tahun 1930. Sorokin guru besar sosiologi di Universitas Minnesota (1924-1930) dan di Universitas Harvard (1930-1955), di mana ia mendirikan Departemen Sosiologi
Pekerjaan
Tulisan-tulisannya meliputi luasnya sosiologi; teori kontroversial proses sosial dan tipologi historis budaya yang diuraikan dalam Dinamika Sosial dan Budaya (4 jilid., 1937-1941; rev dan abridged ed. 1957). dan banyak karya lainnya. Dia juga tertarik pada stratifikasi sosial, sejarah teori sosiologis, dan perilaku altruistik.
Sorokin adalah penulis buku seperti Krisis usia kami dan Power dan moralitas, tapi opusnya adalah Dinamika Sosial dan Budaya (1937-1941). teori ortodoks-Nya memberikan kontribusi kepada teori siklus sosial dan terinspirasi (atau terasing) banyak sosiolog.
Dalam karyanya Dinamika Sosial dan Budaya masyarakat ia diklasifikasikan menurut mentalitas budaya mereka '', yang dapat ideasional (realitas adalah rohani), sensasi (realitas material), atau idealis (sebuah sintesis dari dua). Dia menyarankan bahwa peradaban besar berkembang melalui tiga pada gilirannya: ideasional, idealis, sensasi. Masing-masing tahap pengembangan budaya tidak hanya berusaha untuk menggambarkan sifat realitas, tetapi juga menetapkan sifat kebutuhan manusia dan tujuan yang akan puas, sejauh mana mereka harus puas, dan metode kepuasan. Sorokin telah menafsirkan peradaban Barat kontemporer sebagai peradaban sensasi didedikasikan untuk kemajuan teknologi dan bernubuat jatuh ke dalam kebobrokan dan munculnya era baru ideasional atau idealis.
makalah Sorokin's tersebut saat ini dijabat oleh University of Saskatchewan di Saskatoon, Kanada di mana mereka yang tersedia bagi para peneliti dan masyarakat umum.
3. Peter L.Berger
Peter Ludwig Berger (lahir 17 Maret 1929) adalah seorang sosiolog dan teolog Amerika, yang terkenal karena karyanya The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge (New York, 1966), yang ditulisnya bersama Thomas Luckmann.Berger dilahirkan di Trieste, Italia, kemudian dibesarkan di Wina dan kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat tak lama setelah Perang Dunia II. Pada 1949 ia lulus dari Wagner College dengan gelar Bachelor of Arts. Ia melanjutkan studinya di New School for Social Research di New York (M.A. pada 1950, Ph.D. pada 1952).
Pada 1955 dan 1956 ia bekerja di Evangelische Akademie di Bad Boll, Jerman. Dari 1956 hingga 1958 Berger menjadi profesor muda di Universitas North Carolina; dari 1958 hingga 1963 ia menjadi profesor madya di Seminari Teologi Hartford. Tonggak-tonggak kariernya yang berikutnya adalah jabatan sebagai profesor di New School for Social Research, Universitas Rutgers, dan Boston College. Sejak 1981 Berger menjadi Profesor Sosiologi dan Teologi di Universias Boston, dan sejak 1985 juga menjadi direktur dari Institut Studi Kebudayaan Ekonomi, yang beberapa tahun lalu berubah menjadi Institut Kebueayaan, Agama, dan Masalah Dunia.
Berger mungkin paling dikenal karena pandangannya bahwa sosiologi adalah suatu bentuk dari kesadaran. Yang menjadi pusat karya Berger adalah hubungan antara masyarakat dengan individu. Di dalam bukunya The Social Construction of Reality Berger mengembangkan sebuah teori sosiologis: 'Masyarakat sebagai Realitas Objektif dan Realitas Subjektif'. Analisisnya tentang masyarakat sebagai realitas subjektif mempelajari bagaimana realitas telah menghasilkan dan terus menghasilkan individu. Ia menulis tentang bagaimana konsep-konsep atau penemuan-penemuan baru manusia menjadi bagian dari realitas kita (sebuah proses yang disebutnya reifikasi).
Konsepsinya tentang struktur sosial membahas masalah pentingnya bahasa: "sistem lambang yang paling penting dalam masayarakt manusia," serupa dengan konsepsi Hegel tentang Geist.
4.Roucek dan warren
Roucek adalah salah satu tokoh sosiologi dari Amerika Serikat yang bernama asli Joseph Slabey Roucek. Roucek lahir di Prague, Cekoslovakia pada tahun 1902 dan kemudian pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1921 pada saat Perang Dunia I. Beliau pernah mengeyam pendidikan di Occidental, sebuah universitas di Californa dan di Historycal Society of Pennsylvania. Roucek menerima gelar sarjananya dari Universitas New York dan mengajar sosiologi di berbagai universitas Amerika, Kanada, Eropa, dan universitas lainnya
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Occidental College, kemudian Roucek mulai menjadi seorang sosiolog yang terkenal yang juga dibantu oleh Roland L. Warren, seorang pengarang dan penulis artikel yang banyak hasil karyanya, dan beliau juga pernah menjadi dosen di Universitas New York. Roucek juga seorang pendiri Delta Tau Kappa. Delta Tau Kappa adalah suatu ilmu sosial internasional masyarakat kehormatan. Beliau wafat pada tahun 1984.
Roucek pernah mengungkapkan konsep pengendalian sosial yang pernah digunakan dalam sosiologi pada tahun 1894 oleh Small dan Vincent, yaitu bahwa pengendalian sosial adalah sebuah istilah berusaha untuk suatu proses baik yang terencana maupun tidak terencana, oleh individual yang diajar, dibujuk atau dipaksa untuk menyesuaikan diri terhadap pemakaian dan nilai hidup suatu kelompok yang dapat kita klasifikasikan sebagai proses sosialisasi.
Roucek menyebutkan bahwa cara-cara pemaksaan, reformitas, seperti desas-desus, mengolok-olok, mengucilkan dan menyakiti sangat banyak jumlah dan ragamnya dalam cara-cara dan teknik-teknik pengendalian sosial, seperti ideologi, bahasa, seni, rekreasi, organisasi rahasia, cara-cara tanpa kekerasan, kekerasan dan teror, pengendalian ekonomi, pererncanaan ekonomi dan sosial.
Warren pernah mengemukakan pengertian suatu komunitas yaitu penempatan populasi yang saling tergantung dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengadakan penyamarataan aktifitas lewat pendirian yang memberikan pelayanan yang baik dari hari ke hari yang diperlukan untuk kelancaran kegiatannya sebagai suatu kesatuan sosial dan ekonomi.
Roucek dan Warren lebih banyak menekankan sosiologi di bidang sosial yang diantaranya teorinya antara lain :
1. Lembaga sosial adalah pola aktifitas yang dibentuk untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia.
2. Status adalah seseorang dalam suatu kelompok sosial.
3. Status sosial adalah posisi seseorang dalam masyarakat.
4. Cara-cara pengendalian sosial dengan pemaksaan, reformitas, perilaku sangat banyak jumlah dan ragamnya. Maka cara-cara dan teknik pengendalian sosial yang diuraikan banyak seperti ideologi, bahasa, seni, kreasi, dan organisasi.
5. Tentang organisasi sosial dan partisipasi masyarakat.
Menurut Roucek dan Warren, sosiolog Amerika, ada tiga faktor mempengaruhi pembentukan kepribadian seorang individu, yaitu
1. Faktor biologis/fisik adalah suatu faktor yang timbul secara lahiriah di dalam diri seorang individu. Contoh, seseorang yang dilahirkan dengan cacat fisik atau penampilannya kurang ideal, pasti ia akan rendah diri, pemalu, sukar bergaul, dan sifat minder lainnya.
2. Faktor psikologi/kejiwaan adalah suatu factor yang membentuk suatu kepribadian yang ditunjang dari berbagai watak, seperti, pemarah, pemalu, agresif, dll. Contoh, temperamen pemarah jika dipaksa atau didesak untuk melakukan sasuatu yang tidak ia sukai, maka akan memuncak amarahnya.
3. Faktor sosiologi/lingkungan adalah suatu faktor yang membentuk kepribadian seorang individu sesuai dengan kenyataan yang nampak pada kehidupan kelompok atau lingkungan masyarakat sekitarnya tempat ia berpijak. Contoh, seseorang yang lahir di lingkungan yang penuh solidaritas, pasti orang tersebut akan mempunyai kepribadian solider atau sikap pengertian terhadap sesama.
5. Emile Durkheim
David Émile Durkheim (15 April 1858 - 15 November 1917) dikenal sebagai salah satu pencetus sosiologi modern. Ia mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah universitas Eropa pada 1895, dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan kepada ilmu sosial, L'Année Sociologique pada 1896.
Durkheim dilahirkan di Épinal, Prancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga Yahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École Normale Supérieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaurès dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882.
Minat Durkheim dalam fenomena sosial juga didorong oleh politik. Kekalahan Prancis dalam Perang Prancis-Prusia telah memberikan pukulan terhadap pemerintahan republikan yang sekular. Banyak orang menganggap pendekatan Katolik, dan sangat nasionalistik sebagai jalan satu-satunya untuk menghidupkan kembali kekuasaan Prancis yang memudar di daratan Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis, berada dalam posisi minoritas secara politik, suatu situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa Dreyfus pada 1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis.
Seseorang yang berpandangan seperti Durkheim tidak mungkin memperoleh pengangkatan akademik yang penting di Paris, dan karena itu setelah belajar sosiologi selama setahun di Jerman, ia pergi ke Bordeaux pada 1887, yang saat itu baru saja membuka pusat pendidikan guru yang pertama di Prancis. Di sana ia mengajar pedagogi dan ilmu-ilmu sosial (suatu posisi baru di Prancis). Dari posisi ini Durkheim memperbarui sistem sekolah Prancis dan memperkenalkan studi ilmu-ilmu sosial dalam kurikulumnya. Kembali, kecenderungannya untuk mereduksi moralitas dan agama ke dalam fakta sosial semata-mata membuat ia banyak dikritik.
Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan “Pembagian Kerja dalam Masyarakat”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “Aturan-aturan Metode Sosiologis”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program sosiologinya). Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena universitas-universitas Prancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar – kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir “Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagamaan”.
Perang Dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis – ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negarainya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, René, anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang – sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917.
6. William F ogburn Dan Meyer F.Nimkoff
William Fielding Ogburn lahir di Butler, Georgia pada tanggal 29 Juni 1886. Setelah beliau lulus dari Universitas Penyalur Tekstil, Georgia pada tahun 1905, beliau menginginkan untuk memasuki pekerjaan professional. Ogburn kemudian memulai studinya pada bidang sosiologi. Beliau adalah seorang profesor sosiologi di sebuah Perguruan Tinggi di Portland, Oregon. Selama 4 tahun beliau berda di sana. Kemudian beliau kembali ke Universitas Columbia. Pada tahun 1927, Ogburn dipanggil ke Chicago untuk mengajar pada sebuah Perguruan Tinggi. Beliau menerima gelar akademis kehormatan LL.D dari almamaternya dan juga dari Universitas Carolina Utara.
W.F. Ogburn merupakan ilmuwan pertama yang melakukan penelitian terinci mengenai proses perubahan yang sebenarnya terjadi. Beliau telah mengemukakan beberapa teori, suatu yang terkenal mengenai perubahan dalam masyarakat yaitu “ Cultural Lag” (artinya ketinggalan kebudayaan) adalah perbedaan antara tarif kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat. Ogburn berusaha untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan antara teori biologis dengan berbagai teori evolusi tanpa mengesampingkan konsep evolusi secara menyeluruh.
W.F. Ogburn akhirnya meninggal di Tallahassee, Florida pada tanggal 27 April 1959.
7. selo soemardjan
Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan (lahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915 – meninggal di Jakarta, 11 Juni 2003 pada umur 88 tahun) adalah seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
8.J.A.A Van Dorn
J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers: sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
0 Kritik dan saran:
Posting Komentar